Kanker Prostat, Kasus Kanker Ketiga Terbanyak di Indonesia
Kanker Prostat, Kasus Kanker Ketiga Terbanyak di Indonesia |
Kanker prostat pada tahap awal umumnya muncul tanpa gejala. Namun, pada tahap lanjut, gejala-gejala seperti perubahan pola berkemih yang lebih sering, sulit mulai atau berhenti, aliran lemah serta munculnya darah pada air seni dan nyeri tulang dapat muncul.
Sebaliknya, kanker penis lebih jarang ditemui tapi akibatnya banyak orang juga tidak familier dengan tipe kanker yang diasosiasikan dengan inveksi virus papiloma human (HPV) layaknya kanker serviks pada wanita. Gejala yang perlu diperhatikan diantaranya munculnya benjolan, ruam atau lecet yang tak kunjung sembuh serta pendarahan pada penis.
"Meningkatnya usia berperan besar terhadap kemunculan kedua kanker ini, demikian pula gaya hidup tidak sehat. Obesitas, akibat pola makan tak sehat dan kurang olahraga misalnya, meningkatkan kemungkinan pria mengidap kanker prostat. Sedangkan, merokok, seks bebas dan infeksi HIV mempertinggi prospek kanker penis," ujar ahli urologi Parkway Hospitals, Dr. Poh Beow Kiong saat acara Interaktif Mengenai Kanker Pria Bersama Parkway Cancer Centre (PCC) di Grand Sheraton Hotel, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Beruntungnya, berkat laju perkembangan penyakit yang relatif lambat dan kemajuan dunia medis, kedua tipe kanker ini memiliki tingkat penyembuhan yang tinggi. Tindakan medis untuk setiap pasien berbeda, tergantung dari usia, kondisi kesehatan pasien, tipe kanker, stadium kanker dan ada atau tidaknya penyebaran kanker di luar lokasi asal tumor.
Dalam kasus kanker prostat, pada stadium awal yang berisiko rendah, pasien umumnya memiliki pilihan perawatan meliputi observasi atau mengawasi kondisi tanpa perawatan medis, operasi, atau radiasi. Lain halnya dengan pasien yang mengidap kanker prostat stadium lanjut. Mereka membutuhkan perawatan dini untuk mengurangi gejala dan meningkatkan harapan hidup.
"Yang penting, pasien harus mendapatkan diagnosis yang akurat untuk mengetahui tipe serta tahap kanker yang diidapnya, sehingga ia bisa mendapatkan rencana perawatan yang optimal, entah itu radiasi, operasi atau lainnya," kata Dr. Poh.
Saat ini terdapat banyak pilihan perawatan untuk kanker prostat stadium lanjut, termasuk terapi hormon untuk menurunkan tingkat hormon pria pasien, kemoterapi, imunoterapi dan terapi target radiasi tulang. Beberapa studi mengungkapkan bahwa pendekatan multidisiplin berkontribusi terhadap rencana perawatan yang optimal dalam penanganan kanker.
"PCC percaya, dengan semakin baiknya kesadaran publik terhadap kanker pria serta akses terhadap pusat kanker berspesialisasi tinggi seperti PCC, pasien akan lebih terbantu dalam mendapatkan perawatan dini dan terutama, kualitas hidup yang lebih baik," kata Senior Consultant Medical Oncology Parkway Cancer Center, Dr. Richard Quek. SEPUTARINFO
No comments: