Operasi Glioblastoma Sukses dilakukan di Inggris
![]() |
| Operasi Glioblastoma Sukses dilakukan di Inggris |
Sinar laser digunakan untuk pasien yang sebelumnya tidak bisa dioperasi karena letak tumor yang terlalu dalam. Pablo Casasbuenas, mahasiswa PhD dari Richmond di London, memiliki tumor agresif dan mendalam di area otak, yang tidak dapat dioperasi secara konvensional.
Casasbuenas dirawat dengan laser agar tumor tidak membesar. Pada Oktober tahun ini, dia diberi tahu dokter yang merawatnya bahwa waktu yang dimiliki untuk bertahan hidup hanya satu tahun. Kenyataannya, dia mengatakan telah menjalani hidup lagi.
Casasbuenas mendapatkan perawatan dengan sinar laser presisi. Prosedur ini melibatkan tabung sempit halus yang dimasukkan ke dalam tumor, sebelum laser dipancarkan. Suhu panas yang dikeluarkan oleh sinar laser mencapai 70°C.
Secara bertahap, panas tersebut akan menghancurkan dan membunuh sel-sel kanker. Dokter menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk memantau di mana laser bekerja. Gambar MRI dari otak akan dikirim secara real time ke layar komputer.
Penelitian ini menemukan bahwa prosedur laser perintis hampir menggandakan waktu untuk bertahan hidup, dari 5 hingga 11 bulan. Laser presisi dalam MRI juga dapat memberikan alternatif untuk kemoterapi agresif atau radioterapi.
Terapi ini digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan otak sensitif. Setiap tahun, ratusan pasien tumor otak ditolak operasi karena dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya saat operasi. Kedalaman letak tumor otak menjadi alasan ahli bedah di berbagai dunia.
Laser presisi atau yang disebut Visualase, diperkirakan sangat tepat untuk mengobati tumor otak yang agresif dan sulit dijangkau. Selain itu, ahli bedah dapat meminimalkan kerusakan jaringan otak waktu operasi.
Setelah operasi otak dengan Visualase, pasien dapat pulang ke rumah pada hari berikutnya. Berbeda dengan operasi otak konvensional, yang mengharuskan pasien tinggal di rumah sakit sepuluh hari untuk pengobatan dan pemulihan hasil operasi.
Di Inggris, lebih dari 11.000 orang telah didiagnosis mengidap tumor otak setiap tahun. Dari sekian banyak pasien, hanya 14% orang dewasa yang mampu bertahan hidup selama lima tahun setelah diagnosis.
Pada 2014, Casasbuenas didiagnosis telah mengidap glioblastoma, yaitu bentuk kanker otak yang paling umum dan sangat agresif, tapi sangat sulit diobati. Setelah diagnosis awal, dia menjalani radioterapi untuk mengecilkan tumor.
Namun, radioterapi membutuhkan waktu cukup lama sehingga dia juga membutuhkan kemoterapi untuk hal ini. Terapi pemindaian rutin pada awal 2017 menunjukkan bahwa tumor di lobus frontal kiri telah tumbuh dan ada bintik kecil di lobus kanan.
Dokter menggunakan radioterapi yang ditargetkan untuk mengobati sisi kanan dan Pablo menjalani operasi otak terbuka untuk mengangkat lebih dari 90% tumor. Meskipun sisi kiri bebas kanker, bintik kanan terus tumbuh.
“Saya cukup terkejut, terutama ketika dokter mengatakan kepada saya bahwa kelangsungan hidup rata-rata hanya 14 bulan, rasanya seperti bom waktu di kepala saya, hidup dengan ketidakpastian itu mengerikan,” kata Casasbuenas, dikutip dari dailymail.
Dia juga sadar bahwa lebih banyak lagi operasi otak yang dilakukan, akan meningkatkan risiko hidupnya. Satu lobus frontal akan mengompensasi yang lain, yang berarti dapat membangunkan sel kanker lainnya.
“Aku tidak ingin membebani istriku, Ingrid, dan aku ingin berada di sana untuk putraku, Ernie,” tambahnya. Pablo diberi anestesi umum untuk prosedur Visualase tiga jam, yang saat ini belum tersedia untuk pasien Pusat Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Dokter mengebor lubang 3mm di tengkorak dan dipandu oleh MRI. Laser dinavigasikan ke tumor melalui kateter dengan diameter 1,65mm. Laser kemudian ditembakkan ke tumor dan panas dari energi cahaya secara bertahap meningkat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Perawatan ini selalu dimonitor menggunakan MRI, hingga seluruh area tumor dibersihkan. Setelah itu, ahli bedah menarik kateter dan laser. Lubang di kepala pasien ditutup dengan jahitan tunggal.
Dia menjadi pasien Inggris pertama yang menjalani perawatan 35.000 GBP di The Harley Street Clinic di London, setelah diberikan persetujuan Eropa untuk digunakan pada April lalu.
Profesor Keyoumars Ashkan, konsultan ahli bedah saraf di The Harley Street Clinic dan King’s College Hospital di London yang melakukan prosedur, sangat senang dengan hasil Mr Casas buenas.
Ashkan mengatakan, pembedahan otak dengan bantuan laser dan robotik ini melalui lubang kunci, di bawah kontrol MRI. Artinya, operasi dapat dilakukan dengan aman, saat mengobati tumor otak di tempat-tempat yang sebelumnya tidak mungkin untuk dirawat.
“Kami senang dengan hasilnya sejauh ini, karena kami ingin melihat MRI menunjukkan kerusakan panas ke seluruh area tumor, menunjukkan seluruh massa telah dirawat, ini persis kasus untuk Pablo,” kata Ashkan.
Dia berharap scan MRI pada masa mendatang tidak akan menunjukkan peningkatan ukuran pada tumor. Visualase dapat digunakan sebagai mesin canggih untuk menghancurkan sel-sel tumor. “Harapannya adalah untuk melihat tumor tidak bertambah dalam ukuran, tetapi tumor lama yang duduk di sana mati sebagai hantu,” tambahnya. SEPUTARINFO



No comments: